Saat masa kuliah seperti ini, banyak yang meluangkan sisa waktu dengan sambil kerja, hitung-hitung untuk tambahan uang jajan atau bahkan untuk bayar UKT. Dan jenis kerjaan yang paling favorit? Freelance.
Freelance bisa diartikan sebagai, pekerjaan sementara dan tidak terikat oleh siapapun. Tidak ada patokan jam dan tempat kantor, kalau mau serius ya otomatis hasil yang didapat banyak, tapi kalau ingin fleksibel sesuka hati, bisa juga. Freelance tidak memandang usia dan gelar, hanya butuh skill dan kesanggupan mengemban kerjaan dari klien. Itu kerennya kerjaan freelance.
Sedangkan sisi negatifnya, tentu, hasil yang tidak stabil, harus pintar menata waktu, memperkirakan budget, menstrategi pekerjaan, dan harus siap dengan deadline dan lemburan apabila ada yang tidak beres ditengah jalan. Dalam dunia freelance, reputasi anda jadi taruhannya. Semakin banyak klien yang puas, semakin populer dan banyak hasilnya juga.
Pengalamanku selama ini, dalam menerima pekerjaan freelance seperti ini, harus tahu waktu. Baik itu desain, nulis, ngoding dan sebagainya. Secara ideal dan profesional, freelancer saat dibayar, per 50 ribu adalah waktu kerja untuk 1 jam. Menurutku waktu 1 jam itu sangat cukup untuk, misal 1 desain banner/feed, composite video 15 menit, ngoding 1 CRUD aplikasi, modeling 1 prop 3D, atau desain 1 level game.
Sekarang bayangkan ini. Untuk 50k dikali 2 jam kerja tiap hari, terhitung omset 3 juta per bulan. Tapi aku tahu, kenyataannya banyak yang dibayar jauh dibawah itu. Menurutku, bukan kliennya yang minta murah, tapi ya salah mereka sendiri, terlalu lama mengerjakan kerjaan orang. Misal satu feed yang harusnya bisa dikerjaan satu jam, kenapa butuh satu hari?
Untuk mencapai bayaran freelancer yang tinggi, kamu harus bekerja secara professional. Intinya, semakin singkat kebutuhan waktunya, lebih bagus. Gunakan banyak trik untuk mempersingkat waktu itu, seperti memulai dari template, gunakan perangkat yang mumpuni, matangkan skill dan pelajari trik-trik agar pengerjaan lebih cepat.