Mengurangi Pekerjaan Sampah dari Sekarang

Durasi membaca: 2 menit

Masa Pandemi yang tidak ngapa-ngapain di rumah ini merupakan kesempatan emas untuk ku berkembang seperti pas aku gapyear dulu. Keajaiban memang, pas bisa merasakannya sekarang. Apalagi keadaan negara tambah kocak, waaahh makin panjang aja liburan bonus ini.

Tapi 6 bulan berjalan. Aku akui, merupakan 6 bulan yang sia-sia. Aku tidak belajar hal baru dan menantang seperti dulu. Mengapa? Karena progress ku terhambat oleh project-project yang bisa aku bilang bodoh dan tidak penting. Tapi tetap harus aku jalankan, karena itu kerjaan punya orang lain.

Aku selalu berharap projek dari luar selesai dan aku bisa fokus menjalankan projekku sendiri yang merupakan babysteps yang menunjang karirku, namun ternyata aku dihantui sampai sekarang.

Meskipun aku ya, dasarnya suka ngoding, aku lebih suka bereksperimen dengan hal sendiri, karena sejatinya itu adalah proses belajar, hal-hal yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya. Segala sesuatu yang pernah aku lakukan, laksana seperti film yang diputar lagi, tidak ada serunya lagi.

Sepertinya mengerjakan hal yang orang lain bukanlah pengecualian. Bosan sekali aku mengulang yang aku sudah kerjakan. Lama-lama aku tunda, menumpuk, lalu akhirnya bikin stres sendiri. Entah, hal-hal sepele seperti ini yang justru bikin aku stres, meskipun quantity pekerjaannya sedikit.

Okelah my friend. Mungkin ini perpisahan aku dengan pekerjaan ceperan mulai dari detik ini. Kakak-kakak, rekan-rekan kolega sekalian, apabila kalian dikirimi link ini, bukan berarti tidak mau membantu. Namun, 1) Aku moody dan tidak bisa dipaksa kerja semaunya, 2) Uang tidak menjawab masalahku dengan waktu, 3) Aku tidak ingin lagi ada korban PHP diantara kita.

Sebenarnya ini juga termasuk tugas perkuliahan. Karena kuliah online ini membuat nafsu terhadap perkuliahan menipis. Sejujurnya, kalau aku bisa mengambil cuti, benar-benar akan kuambil. Atau, sekalian putus kuliah juga menarik. Karena kuliah pada awalnya karena aku mencari relasi, namun aktivitas hanya online seperti ini hanya buang-buang waktu saja. Lagipula pas aku lulus 99% kemungkinan aku akan freelance, wirausaha, dan bikin usaha sendiri, karena hanya dengan jalan itu akan membuat naluri kreasiku tetap liar.

Jaman sekarang, tetap hidup bukan soal uang dan makanan yang cukup, namun pikiran dan otak yang selalu jalan. Kunci dari happy life ialah, jangan pernah bosan sama kehidupanmu sendiri.

Loading

2 Komentar

  1. 👌

  2. […] ini cukup radikal, namun ini sinkron dengan postinganku kemarin tentang mengurangi pekerjaan sampah. Jika disuruh memilih pesan takeaway yang kamu pegang diantara postingan lain, aku memilih […]

Komentar ditutup.