Murah Karena Efisien?

Durasi membaca: 2 menit

Beberapa hari yang lalu, ada setidaknya 3 orang di hari yang sama memberitahuku tentang sesuai yang baru aku dengar — Aku terlalu murah menentukan harga jasa. Ya, memang ada benarnya, namun itu bukan secara tidak disengaja. Ada cerita dibalik itu.

3 bulan yang lalu, aku menulis Jika kamu dibayar kurang dari 50K/Jam, Jangan mau. Tulisan itu adalah salah satu tulisan yang kontroversial, banyak paradoksnya. Parahnya lagi setelah itu aku menjadi lebih materialis dan lebih enggan untuk menerima project yang berbudget rendah. Lagipula, aku sering memikirkan kalimat yang aku tulis “orang hanya produktif maks 1.5 jam per hari” padahal sering kalau aku terbawa suasana, pekerjaan bisa saja aku kerja full seharian non-stop.

Desember karena pertimbangan berbagai hal, aku memutuskan untuk mengganti konsep 50K/Jam menjadi 200K/Hari. Aku ingin mencari kebenaran apakah patokanku tidak realistis ataukah ada faktor lain. dan karena aku sudah biasa mengerjakan website dalam hitungan hari, aku pasti tahu ini pasti murahnya tidak wajar dibandingkan website seperti biasanya, namun disaat yang sama ini adalah kesempatan yang bagus, karena akhir semester memang waktu yang tepat untuk memasang umpan (banyak project masuk maksudku), paling tidak waktuku lebih banyak dimanfaatkan untuk kerja.

Fast-forward ke januari akhir ini, bisa aku ungkapkan bahwa semuanya diluar ekspetasi. Aku menerima hampir semua pesanan dan bahkan tidak pernah aku menjumpai negosiasi harga dengan klien. Hampir setiap hari aku sibuk diluar kendali dengan sedikit jam kosong. Tidak ada yang normal selama bulan tersebut, jam terbang konsisten diatas 12 jam per hari dengan EDM nyala di background setiap waktu bak seperti injeksi tambahan energi terus-menerus.

Dua bulan terakhir ini terasa horor, aku merasa tidak ingin mengulanginya lagi. Namun dibalik itu, aku merasa tidak sia-sia. Total profit kotor dari eksperimen nekat ini adalah 8 juta rupiah. Ya, 2 bulan kerja tanpa henti itu membuatku berhasil mengkonversi 40 hari kerja penuh dalam bentuk cash. Kamu bisa saja berpikiran kalau saja aku tidak merubah konsep rate semula aku bakal dapat return lebih tinggi, tapi apakah iya semuanya tetap ter-ACC?

Namun nilai cash bukan tujuan utama eksperimen ini. Tujuanku adalah mencari tahu rate harga efektif sebuah pekerjaan seorang freelance. Dan mematahkan mitos kalau web development itu mahal dan lama seperti aku mematahkan mitos kalau biaya hosting itu harus mahal dengan DOM Cloud. Jika aku ingin IT berkembang cepat di negeri ini, aku harus mematahkan 2 mitos ini terlebih dahulu.

Apakah habis ini rate ku kembali semula? Ya, kemungkinan begitu. Karena aku lebih menghargai waktu daripada uang, maka berimbas juga nanti volume pekerjaanku lebih rendah. Tidak apalah untuk sementara, lagian juga CV ku sudah tidak muat kalau daftar project aku masukkan semua kesitu.