Bagaimana DOM Cloud bisa begitu terjangkau

Durasi membaca: 3 menit

Bagaimana DOM Cloud bisa begitu murah? Terus terang saja, daftar harga dan spesifikasi yang tertera “terlalu murah” itu bukan diketik sembarangan. Itu sudah aku timbang sehati-hatinya agar tidak terjadi overselling, baik secara bandwidth storage maupun resource yang sangat terbatas seperti memori dan CPU.

Sebagai gambaran saja, saat ini DOM Cloud Server menggunakan Digital Ocean (DO) yang dihargai 20 USD per bulan, dapat storage 80 GB, RAM 4GB dan CPU (shared) 2 core. Dan kau pasti bertanya, server semahal itu masih bisa berani membadrol paket website semurah-murahnya 50 ribu IDR (anggap saja itu 5 USD) untuk setahun dengan storage besar (1 GB)?!

Ya, hitung saja use-case terburuknya, andaikan kalau space storage dipenuhi semua, maka maksimal ada 80 website dengan paket termurah. 80 * 5 USD = 400 USD per tahun = 30 USD per bulan. DOM Cloud masih bisa profit paling tidak untuk menanggung biaya keperluan lain, seperti biaya SDM, deposit domain dan server kedua untuk keperluan portal dan backup DNS.

Tapi akankah satu server dengan 4GB RAM dan 2 core CPU itu kuat menangani 80 website sekaligus? Jawabannya terletak di strategi harga dan bandwidth. Yang jelas, tiap paket terbatas bandwidthnya, sehingga yang websitenya mempunyai trafik tinggi harus menggunakan paket di tingkat tinggi pula.

Selain itu, lihat pula perbandingan harganya, misal paket Pro dan Lite: Paket Lite seharga 5 USD dapat 1 GB sedangkan pro 20 USD untuk 3 GB; disini harga bertambah 4 kali sedangkan storage hanya 3 kali, ekstra 5 USD tersebut dapat digunakan sebagai tambahan profit apabila sewaktu-waktu upgrade spesifikasi perlu diperlukan. Misal apabila website Pro sudah memenuhi setengah kapasitas server (40 / 3 GB = 12 website) maka total profit ialah 20 * 12 = 420 USD, satu server penuh sudah terbayarkan. Saat itu pula server tersebut dapat diupgrade spesifikasinya ke yang lebih tinggi. Strategi seperti ini adalah win-win solution untuk semua penghuni website dalam satu server, dan harga paket akan terus tetap demikian (kecuali kalo harga dolar melonjak naik tidak masuk akal, hehe)

Namun jawaban ini saja pasti masih belum memuaskan pertanyaan tadi, yakin 80 website bisa muat ke RAM dan CPU yang kecil itu? Ya, aku yakin, karena tidak seperti provider hosting lain yang tinggal install cPanel terus siap jualan, semua instalasi dan konfigurasi software di DOM Cloud dipertimbangkan secara optimal.

Beberapa keputusan dalam server yang aku desain berbeda drastis berbeda dengan host lainnya diantaranya menggunakan Virtualmin daripada cPanel untuk membuka opsi paket free, Nginx daripada Apache untuk meningkatkan performa, menggunakan aturan on demand pada penggunaan memori di PHP maupun non-PHP, tidak melayani layanan email namun menginstall berbagai software yang opsional termasuk Database Postgres, Passenger proxy yang memperbolehkan penggunaan bahasa selain PHP dan semacamnya.

Namun dibalik murahnya server DOM Cloud, tentu ada satu hal lagi yang kalah dari layanan hosting lain, yakni SDM. Bisa dikatakan saat ini aku sendiri yang jadi Customer Service, dan DOM Cloud masih belum cukup (dan mungkin tidak pernah) profitable untuk meng-hire tambahan orang untuk mengurusi bagian yang tidak esensial dalam operasi di dalam DOM Cloud.

Tapi bukan berarti aku bikin ini tanpa tujuan. Dimata ku sendiri DOM Cloud sangat berpotensi, dan aku sendiri sangat puas dengan fitur yang ditawarkan DOM Cloud daripada menggunakan hosting tetangga. Banyak potensi yang bisa aku kembangkan dengan memanfaatkan layanan ini. Pasti aku sendiri juga menggunakan layanan ini, dan semakin lama berjalan layanan ini akan semakin bagus (dan jarang ngebug, haha). Lagipula, aku berencana membuat semua operasi dalam DOM Cloud berjalan secara kolaboratif dan autonomous, contoh saja, Costumer service tersebut dapat aku ganti dengan Chatbot, hanya soal waktu kapan aku siap mengimplementasikannya.

Loading