Pengalaman Memakai Azure 3 Bulan

Durasi membaca: 2 menit

Ada 3 provider IaaS terbesar di muka bumi ini. Dibandingkan dengan Google Cloud Platform dan Amazon Web Services, aku memilih Microsoft Azure, dan ternyata, pilihanku tidak salah.

Alasan pertama adalah, pada saat aku menulis ini, Azure adalah satu-satunya yang menawarkan kredit gratis pada mahasiswa, sejumlah 100 USD selama setahun, melalui GitHub Student Program. Yang kedua, sistem pricing mereka jauh lebih simpel (mungkin paling murah juga) daripada AWS atau GCP. Yang ketiga, fiturnya jauh lebih lengkap daripada GCP, dan interfacenya tergolong lebih mudah dipahami daripada AWS.

Selama aku memakai Azure 3 bulan ini, aku hanya mengutak-atik VM, dan Azure memberi banyak opsi spesifikasi VM sesuai kebutuhan. Misal ada yang memang dioptimasi untuk penggunaan memori tinggi (M-Series), dan juga komputasi tinggi (F-Series), ada juga yang balance (D-Series), dan burstable (B-Series). Tentu, B-Series yang paling murah.

Untuk storage, pun ada level-levelnya. Ada yang HDD, standard SSD, dan premium SSD. HDD pasti paling murah per giganya. Namun dalam Azure, juga dihitung banyak transaksi I/O nya, kecuali kalau anda pakai premium SSD, meski mahal, tapi ada provisionnya, jadi gak ada tambahan biaya meski I/O nya banyak-banyak.

Untuk backup, disini namanya LRS (Local Redundant Storage). Kapanpun anda mau, anda bisa buat backup buat VM. Backup itu penting, ingat. Apalagi kalau bootloop, masih bisa diselamatkan. Hal lain yang perlu diitung di budget selain VM, storage, backup, ialah bandwidth, yang kalau di Azure, dipatok gak lebih dari 2 ribu per GB keluar.

Tentu, karena aku hanya pernah mencoba Azure, jangan ambil telan saja. Ada beberapa yang disayangkan dari Azure, diantaranya, rescalenya gak seenak punyanya AWS, harus deallocate VM dulu sebelum nambah ukuran disk. Setelah itu, metode pembayarannya juga hanya bisa lewat kartu kredit, gak seenak AWS yang juga bisa transfer bank. Dan kalau anda butuh fitur AI atau fitur lain yang ngandalin Google, ya mending pakai Google Cloud aja.

Overall Azure Recommended lah buat orang yang butuh full kustom server. Tapi kalau budget operasional anda tipis, ya jangan pakai VM. Buat bisnis internet berbasis SaaS, mending gunakan Function/Storage Blob/dkk, biaya operasional pasti bakal jauh lebih hemat.

Loading